Unihaz Gelar Bedah Buku Alumni Sekdilu dan Seminar Nasional tentang ASEAN

Unihaz Gelar Bedah Buku Alumni Sekdilu dan Seminar Nasional tentang ASEAN

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Prof. Dr. Hazairin (Unihaz) menyelenggarakan acara bedah buku yang ditulis oleh alumni Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu) Angkatan X di Bengkulu pada hari Selasa, 2 Juli 2024. Acara ini juga dirangkai dengan seminar nasional yang mengangkat tema “Menumbuhkembangkan Pengetahuan dan Kesadaran Generasi Z terhadap Dinamika Politik Luar Negeri dalam Mengatasi Isu-isu Global ASEAN”.

Acara tersebut resmi dibuka oleh Gubernur Bengkulu, Prof. Rohidin Mersyah, dan dihadiri oleh jajaran pejabat Pemda Bengkulu, Plt Rektor Unihaz Arifah Hidayati, Ketua Yayasan, Dekan Fisipol Unihaz Henny Aprianty, serta sekitar 760 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bengkulu.

Dalam sambutannya, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, menyampaikan apresiasi kepada para diplomat yang telah berbakti dan menjalankan tugas mewakili Indonesia di luar negeri. Beliau menekankan bahwa diskusi mengenai pengalaman para diplomat Indonesia selama empat dekade akan menjadi sumber inspirasi yang berharga bagi komunitas akademis dari berbagai disiplin ilmu.

Rohidin juga menyatakan bahwa melalui acara bedah buku ini, dosen, peneliti, dan mahasiswa dapat belajar banyak hal yang bisa diterapkan dalam berbagai situasi diplomatik di masa kini dan mendatang.

Plt Rektor Unihaz, Arifah Hidayati, menyatakan perlunya wadah diskusi dan edukasi yang komprehensif mengenai isu-isu global dan regional yang dihadapi Indonesia, terutama dalam konteks ASEAN. Sementara itu, Dekan Fisipol Unihaz, Henny Aprianty, menyatakan bahwa diskusi dan berbagi pengalaman ini sangat relevan dengan Program Studi Fisipol untuk memperdalam analisis dalam memahami masalah internasional pada situasi damai, kerja sama, serta dinamika politik luar negeri.

Acara bedah buku ini menampilkan paparan dari dua diplomat senior yang juga penulis buku tersebut, yaitu Bagas Hapsoro (Dubes RI untuk Swedia 2016-2020) dan Sutadi (Kuasa Usaha ad-interim pada KBRI Sarajevo 2010-2012).

Menurut Bagas, tujuan dari acara bedah buku ini adalah untuk berbagi pengalaman mengenai tugas diplomat, yang mencakup hubungan antarmanusia dan perspektif “human interest”.

Tugas diplomat sangat beragam, mulai dari memfasilitasi dan membantu WNI, menegosiasikan kepentingan Indonesia dalam pertemuan multilateral atau bilateral, hingga mempromosikan produk dan budaya Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas, sentuhan personal, serta kemampuan beradaptasi yang tinggi.

Sutadi mengapresiasi Unihaz yang telah menyelenggarakan acara bedah buku ini, yang diikuti oleh berbagai kalangan penting, terutama mahasiswa, pejabat pemda, dan pebisnis yang memiliki wawasan kebangsaan dan internasional.

Dalam Seminar Nasional “Menumbuhkan Pengetahuan dan Kesadaran Generasi Z Terhadap Dinamika ASEAN”, Sekretaris Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri, Carolina Tinangon, menjelaskan tentang transformasi organisasi ASEAN di dunia yang dinamis. Dia juga membahas dinamika kawasan, keanggotaan Timor Leste di ASEAN, dan keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.

ASEAN memiliki sejarah panjang dalam mencapai kebersamaan, mulai dari perang Indo-China, konflik lintas batas, masalah Laut Tiongkok Selatan, hingga bencana kemanusiaan seperti tsunami, Covid-19, problem Myanmar, dan gagasan ASEAN Outlook on Indo-Pacific.

Carolina menjelaskan bahwa para pemimpin negara-negara Asia Tenggara memiliki kesamaan pandangan tentang organisasi ASEAN karena kondisi politik global dan regional, kesamaan akar budaya sosio-antropologis, kegagalan organisasi regional sebelumnya, serta konflik intra dan antarnegara.

Dia menambahkan bahwa ASEAN telah menciptakan ekosistem perdamaian yang mendukung kesejahteraan negara-negara anggotanya dan diakui oleh dunia internasional.

Minat Generasi Z Dari diskusi dan tanya jawab dengan peserta seminar, terlihat minat Generasi Z terhadap ASEAN dan politik luar negeri semakin meningkat. Pertanyaan yang diajukan juga disertai dengan fakta dan data, menunjukkan bahwa mahasiswa mengikuti perkembangan situasi regional. Namun demikian, tetap diperlukan informasi terkini, pengarahan, dan keputusan atau hasil dari sidang ASEAN.

Menurut catatan Sekretariat Nasional ASEAN, Unihaz termasuk perguruan tinggi yang aktif mengadakan kegiatan bertema ASEAN. Selain itu, Unihaz juga telah beberapa kali menggelar lomba debat dalam Bahasa Inggris dalam beberapa tahun terakhir.